Wisata Alam Gunung Pegat, Tak Sekedar Mitos Putus Cinta - Manusia Lembah

Wisata Alam Gunung Pegat, Tak Sekedar Mitos Putus Cinta

Bagi masyarakat Blitar, Gunung Pegat seperti gunung terlarang bagi para sejoli yang sedang memadu cinta. Boleh percaya boleh tidak, mitos gunung satu ini sudah dipercaya turun temurun hingga saat ini. 

Namun, seiring berjalannya waktu, mitos itu memudar. Gunung Pegat mulai berani menyibak sendiri pesona alamnya yang telah lama dihindari banyak orang. Tak sekedar gunung biasa, Gunung Pegat menyimpan sejarah dan panorama alam yang mengasyikkan. 
Bukit Pertapaan Gunung Pegat
Gunung Pegat berada di Desa Kawedusan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Tidak seperti gunung lain yang harus didaki sehari semalam maupun bermalam-malam, gunung pegat lebih tepat disebut bukit yang bisa didaki kapanpun dalam waktu singkat.

Rute ke Gunung Pegat Blitar

Ada dua pilihan jika ingin ke Gunung Pegat, yaitu wisata bukit pertapaan Gunung Pegat dan wisata paralayang Gunung Pegat. Dua tempat ini memang terpisah, tetapi masih satu kawasan. Tak heran disebut Gunung Pegat.

Untuk ke Wisata Bukit Pertapaan Gunung Pegat, ada dua opsi rute, yaitu :
  1. Dari Blitar : Bisa lewat Jalan Anjasmoro atau jalur alternatif melewati Jalan Ciliwung dan Kediri - Blitar.
  2. Dari Kediri : Bisa melalui rute Jl.Raya Kediri - Blitar.
Dari perbatasan Kediri - Blitar, Gunung Pegat sudah jelas terlihat. Untuk kesana juga tidak susah, karena bisa langsung diakses dari GPS atau bisa GPS (Gunakan Penduduk Sekitar).

Legenda Gunung Pegat

Pernah menjadi tempat yang ditakuti bagi para sejoli, Gunung Pegat memiliki legenda, atau sebuah peristiwa yang sudah diyakini turun temurun tentang bagaimana bukit di Blitar ini dinamakan 'pegat' yang berarti 'berpisah'.

Menurut juru pemelihara sejarah sekitar Gunung Pegat, konon tiga tokoh pewayangan yang sudah dikenal, bernama Semar, Petruk dan Gareng sedang menjalankan tugas memikul batu yang ada di gunung. Mereka mendapat pesan harus menyelesaikan tugas malam itu juga dan tidak boleh hingga pagi.

Namun sebelum sampai tujuan, pikulan tersebut patah bertepatan dengan ayam berkokok. Tiba-tiba, hal yang dahsyat terjadi. Gunung yang mereka lewati terbelah menjadi dua bagian yang memisahkan mereka. Mereka pun bersumpah bila ada pengantin baru melewati belahan jalan ini, kehidupan rumah tangganya tidak akan lama alias berpisah (pegatan).

Legenda tersebut sepertinya memang pernah terbukti, hingga akhirnya gunung ini disebut Gunung Pegat. Bukan hanya dihindari para pengantin baru, justru gunung ini juga menjadi sebuah kode bagi pasangan sejoli yang memang ingin berpisah. Makanya ada kalimat "Jika ingin putus, bawalah ke Gunung Pegat." Hm... yang belum berumah tangga awas kena kode-kodean si doi.

Bukit Pertapaan Gunung Pegat Blitar

Bukit Pertapaan Gunung Pegat

Gunung Pegat Blitar menjadi salah satu wisata alam yang cukup digandrungi. Trek yang ringan, pemandangan tak kalah indah, serta nuansa pegunungan menjadi sajian utama di Bukit Pertapaan ini. 

Dari pintu masuk, area wisata Bukit Pertapaan Gunung Pegat memang didesain unik dan kekinian, dengan berbagai pernak pernik ala jaman now yang menghiasi di samping kanan tangga yang sudah dicor halus. Tempatnya memang masih terbilang sepi, teduh dan menenangkan.

Tak hanya wisatawan, masyarakat sekitar juga menjadikan area Bukit Pertapaan sebagai tempat jalan-jalan di sore hari. Tempat wisata di Blitar ini cocok untuk penggemar wisata alam, pendaki gunung dan yang hobi bersepeda.

Di samping tangga untuk jalan kaki, ada area setapak yang dikhususkan untuk bersepeda. Area setapak itu terus berlanjut hingga puncak, tentunya dengan jalur yang berbeda dari jalur pejalan kaki.

Dalam separuh perjalanan, ada sebuah area lapang yang dengan gazebo luas yang bisa digunakan untuk beristirahat. Di lereng Gunung Pegat ini terdapat berbagai wahana selfie yang bisa dimanfaatkan untuk berfoto atau sekedar menikmati pemandangan, seperti bambu model perahu, ayunan dan area di tengah pohon yang cocok untuk menikmati panorama alam.
Bukit Pertapaan Gunung Pegat
Tempat Cekrek cekrek
Perjalanan belum berhenti sampai disitu saja, melanjutkan pendakian, trek menjadi jalan setapak berupa tanah padat menanjak yang lambat laun semakin menyempit ketika mendekati area puncak. Memang cukup menguras tenaga, tapi terasa sangat melegakan sampai di puncak. 

Puncak Bukit Pertapaan Gunung Pegat berupa bangunan candi yang sudah runtuh dan tinggal pondasinya saja. Di sebelahnya, ada bangunan khusus seperti shelter cukup luas yang biasanya digunakan para penggiat spiritual. Berjalan melewati shelter, ada area lapang dan terbuka yang menampakkan bagian puncak Gunung Pegat yang lain. 
Bukit Pertapaan Gunung Pegat
Puncak Gunung Pegat
Area puncak Gunung Pegat ini memang lumayan lebar. Bangunan candi yang nampak juga terbilang besar, bahkan di beberapa sisi yang lain, juga tampak batuan candi yang memungkinkan bahwa candi yang telah runtuh ini sepertinya memang lebih besar lagi dengan kaki candi yang sebagian ada yang masih tertutup tanah pegunungan. 


Bukit Pertapaan Gunung Pegat
Bumi Perkemahan (mungkin dulunya)
Berjalan tak jauh ke sebelah kiri candi, ada jalan setapak lagi yang akan membawa ke area camping ground dan juga pertemuan dengan jalur sepeda. Meski namanya bukit perkemahan, tapi area ini tidak ada area lapang yang nyaman untuk membangun tenda, kecuali area di dekat shelter yang tepat menghadap ke puncak Gunung Pegat tadi. 

Candi Pertapaan Gunung Pegat

Bicara lebih dalam tentang candi yang ada di puncak gunung pegat, masyarakat sekitar menyebutnya bahwa candi tersebut ada hubungannya dengan Dewi Kilisuci. 

Konon, setelah menimbun Lembu Suro di dalam kisah Legenda Gunung Kelud, Dewi Kilisuci membawa rakyatnya dalam bahaya akibat sumpah yang diucapkan Lembu Suro bahwa setiap Gunung Kelud meletus, laharnya akan melumat wilayah Kediri. 

Dewi Kilisuci menebus kesalahannya dengan menjadi seorang pertapa dan mengasingkan diri, melepaskan dari kehidupan duniawi. Beberapa tempat yang diyakini menjadi tempat pertapaannya diantaranya adalah Gua Selomangleng Kediri dan Candi Pertapaan Gunung Pegat Blitar ini. 

Bukit Pertapaan Gunung Pegat
Runtuhan Candi
Hal ini semakin dipercaya ketika setiap kali Gunung Kelud meletus, masyarakat sekitar selalu mengungsi ke puncak Gunung Pegat. Ketika letusan Gunung Kelud melahap area Srengat dan sekitarnya, Gunung Pegat bisa lolos tanpa diduga. Itulah yang membuat masyarakat semakin mempercayai bahwa Candi Pertapaan di puncak Gunung Pegat adalah pertapaan Dewi Kilisuci.

Prasasti Candi Pertapaan berasal dari tahun 1120 Saka (1198 M), yaitu di jaman pemerintahan Raja Srengga dari Kerajaan Kediri. Meski sebagian besar bagian candi sudah runtuh, masih ada Kala dan Yoni yang bisa dijumpai. 

Satu hal yang menarik lagi adalah kisah tentang Maling Aguno di punggung Gunung Pegat, tepatnya di Dusun Prambutan. Konon, maling tersebut sangat sakti dan sangat diburu Belanda karena dia membagikan barang curian kepada rakyat, seperti kisah Robin Hood

Kesaktiannya diperoleh dari hasil bertapa di Candi Pertapaan dan bisa ditumpas dengan batu di Candi Pertapaan. Oleh sebab itu makam di Dusun Prambutan tersebut disusun dari batuan candi yang sepertinya dari batuan Candi Pertapaan.

Hal ini sama persis dengan pertapaan Dewi Kilisuci di Goa Selomangleng Kediri. Tak jauh dari gua tersebut, ada Bukit Maskumambang yang di puncaknya terdapat tiga makam Boncolono yang dipercaya sebagai Maling Aguno Kediri. 

Gunung Pegat, Tak Hanya Mitos Putus Cinta

Gunung Pegat yang kini akrab disebut dengan Bukit Pertapaan tentunya sangat berbeda setelah dipoles cantik menjadi tempat wisata yang banyak digandrungi wisatawan. Jika dulu untuk ke puncak harus penuh perjuangan dengan jalan terjal dan licin, kini jalur pendakiannya sudah ramah dan nyaman untuk dikunjungi. 

Tidak hanya menyajikan wisata alam, tempat wisata di Blitar ini juga terdapat tempat keramat yang dipercaya sebagai petilasan Dewi Kilisuci. Di beberapa titik jalur pendakiannya juga sudah dibangun taman, spot foto dan beberapa tempat duduk dari bambu untuk beristirahat ataupun bercengkerama. 

Bukit Pertapaan Gunung Pegat
Ingin Bercengkrama...
Bukit Pertapaan Gunung Pegat
...atau Spiritual?
Gunung Pegat tidak hanya ada di Blitar. Ada juga Gunung Pegat di Wonogiri Jawa Tengah. Keduanya tentu memiliki kisah dan legenda yang berbeda dan pasti ada alasan juga kenapa dinamakan Gunung Pegat. 

Gunung Pegat Blitar kini menjadi salah satu wisata yang ramah pendaki dan juga penggiat spiritual. Jika suka sejarah bisa datang ke Bukit Pertapaan, atau bila ingin yang lebih menantang, menyeberang ke sebelah dan mencoba sensasi paralayang juga menarik untuk dicoba!.

Video Bukit Pertapaan Gunung Pegat klik DISINI


Tips Wisata ke Bukit Pertapaan Gunung Pegat Blitar : 

  1. Bawalah logistik terutama air karena jalur pendakian meski pendek cukup menguras tenaga, bagi yang tidak pernah olahraga.
  2. Bawalah pelindung kepala, karena diatas sangat panas di siang hari sat cuaca cerah.
  3. Gunakan sandal anti selip atau sepatu agar nyaman saat trekking. 
  4. Meski area candi belum dipasang patok Cagar Budaya, jangan merusak apapun di area candi. 
  5. Jangan melewati pagar pembatas di puncak. 
  6. Jangan mengotori area wisata dengan buang sampah sembarangan ataupun melakukan vandalisme. 
  7. Jagalah sikap di tempat yang dikeramatkan. 

Informasi Wisata Bukit Pertapaan Gunung Pegat : 

  • Lokasi : Ngemplak, Bagelenan, Kec. Srengat, Blitar, Jawa Timur (Map : Klik Disini)
  • Buka / Tutup : 24 jam.
  • HTM : 
  • Aktivitas : Bersantai, tracking, camping, bersepeda, olah raga, kegiatan spiritual.
  • Fasilitas : Tempat parkir, toilet, gazebo, spot selfie, warung makan.
  • Wisata Sekitar : Wisata Argo Pegat, Paralayang Gunung Pegat, Candi Mleri, Negeri Dongeng.