Candi Mleri, Pendharmaan Raja Ketiga Singasari - Manusia Lembah

Candi Mleri, Pendharmaan Raja Ketiga Singasari

Candi Pertapaan Mleri merupakan salah satu candi di BLitar yang cukup populer. Meski namanya masih belum banyak dikenal di kalangan wisatawan, tetapi situs mleri ternyata memiliki nilai sejarah yang sangat penting karena dipercaya sebagai tempat pendarmaan raja ketiga Kerajaan Singasari.

Tak hanya itu, situs Mleri juga diyakini masyarakat sekitar sebagai  candi tertua yang ada di Kabupaten Blitar. 

Candi Mleri Blitar
Kekunaan Mleri berada di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar (Map : Klik Disini). Situs ini berada di kaki Gunung Pegat dan tak jauh dari candi pertapaan di puncak Gunung Pegat

Berbeda dengan candi-candi yang ada di wilayah Blitar, Kekunaan Mleri ini merupakan kumpulan reruntuhan candi-candi yang berada di antara makam-makam lama. Disini juga masih dijumpai beberapa bunga dan kemenyan dari peziarah, membuatnya terkesan keramat.

Pendharmaan Raja Ketiga Singasari

Candi Mleri Blitar
Makam Keramat di Situs Mleri
Kekunaan Mleri diyakini sebagai makam raja Singasari III yang bergelar Sri Wisnuwardhana. Nama aslinya adalah Ranggawuni, putra Anusapati atau cucu Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. 

Menurut kitab Negarakertagama, Wisnuwardhana didharmakan dengan wujud arca Siwa di Weleri (Mleri) dan dalam bentuk arca Sugata (Buddha) di Jajaghu (Candi Jago). Namun ada kemungkinan lain bahwa yang dimaksud Weleri adalah candi yang ada di puncak Gunung Pegat yang dikenal dengan sebutan Candi Pertapaan.

Prasasti

Terdapat prasasti berhuruf Pallawa dengan lambang kalamakara (wujud raksasa), yang mendasarkan bahwa kekunaan ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1222 M. Pembuktian lainnya terpahat di balik arca durga dengan angka tahun 1102 saka.

Prasasti yang terdapat di kekunaan Mleri ini terdapat lencana Ganesha yang merupakan ciri khas Raja Aryeswara dari Kadhiri. Jadi kemungkinan, kekunaan Mleri ini bisa juga dari masa Kerajaan Kadhiri.

Kekunaan Mleri

Candi Mleri BlitarDiyakini sebagai candi tertua, kemungkinan keberadaan makam di dalam ruangan kekunaan mleri dan reruntuhan candi di areanya berasal dari masa yang berbeda. 

Menurut warga setempat, makam yang ada di Candi Mleri merupakan makam Wisnuwardhana bersama salah satu istrinya. Sedangkan makam beberapa abdinya ada di luar. Kompleks yang tampak seperti makam kuno itu akhirnya dikenal sebagai Kekunaan Mleri.

Makam dalam hal ini bukanlah seperti kuburan yang berisi jasad, tetapi sebagai tempat perabuan, bisa pula disebut petilasan, mengingat pada jaman Kerajaan Singasari yang menganut Hindu (berdasarkan keberadaan lingga yoni), raja didharmakan dengan cara dicandikan. 

Di kawasan kekunaan Mleri terdapat berbagai artefak seperti yoni, lingga, antevik, swastika, kala, prasasti, dan berbagai relief - relief. Disini juga terdapat kala di area pintu masuk. Biasanya penggambaran kala dilengkapi dengan tangan bercakar dan tanduk di bagian kepala. 

Candi Mleri Blitar
Benda Sejarah di Kekunaan Mleri
Antefik adalah unsur bangunan sebagai hiasan luar bagian candi dengan bentuk segitiga meruncing. Sedangkan swastika adalah penunjuk arah, semacam kompas. Beberapa relief dari kekunaan Mleri telah dipindahkan ke Museum Penataran dan Museum Trowulan. 

Kemungkinan, Candi Mleri yang disebut di dalam Kitab Negarakertagama adalah Candi Pertapaan yang ada di puncak Gunung Pegat yang dikenal dengan nama Candi Pertapaan. Sedangkan Kekunaan Mleri ini merupakan kumpulan benda-benda purbakala yang belum diketahui lokasi penemuannya. Sementara makam yang dipercaya sebagai pendharmaan Ranggawuni adalah sebuah makam Islam. 

Mitos Kekunaan Mleri

Candi Mleri Blitar
Relief Kala
Salah satu tempat wisata di Blitar ini masih sering dikunjungi para peziarah atau pelaku spiritual yang secara khusus ingin ngalap berkah. Tak heran jika memasuki kawasan Candi Mleri ini ada bau kemenyan dan banyak ditemui kembang setaman di area makam. 

Terdapat relief harimau, di kawasan ini pun berkembang mitos tentang harimau putih. Konon, harimau pada relief tersebut bisa hidup pada malam-malam tertentu.

Kirab Budaya

Candi Mleri Blitar
Area Depan Situs Mleri
Selain untuk ziarah dan digunakan laku spiritual, kegiatan adat budaya juga diadakan di Candi Mleri, yaitu Kirab Bedol Pusaka Candi Mleri. Kegiatan ini pertama kali dilakukan pada 2018 sebagai bentuk kepedulian, terutama dalam melestarikan peninggalan nenek moyang. 

Dalam kirab budaya ini, pusaka-pusaka seperti gong, kentongan dan tombang yang selama ini tersimpan di Candi Mleri dikirab dari candi menuju lapangan Kauman Kecamatan Srengat untuk dilakukan ruwatan. Setelah dilakukan ruwatan, pusaka-pusaka tersebut akan dikembalikan lagi ke candi Mleri.

Kegiatan ini diharapkan akan berjalan secara terus menerus sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan, sekaligus keinginan pemerintah Kabupaten Blitar yang haus akan pembangunan kawasan wisata budaya. 

Sejarah dan kisah tentang Candi Mleri ini memang masih banyak tanda tanya, apalagi sangkut pautnya dengan Candi Pertapaan di puncak Gunung Pegat yang terpaut tidak jauh. 

Ada yang mengatakan makam di dalamnya adalah tempat pendharmaan Raja Singasari III, ada pula yang mengatakan didharmakan di Candi Pertapaan.  Hal ini tentu saja menurut kepercayaan masyarakat sekitar karena pada zaman itu belum ada kuburan atau makam. 

Bagaimanapun, Candi Mleri merupakan salah satu saksi bisu, bahwa pendiri kerajaan besar di tanah Jawa kala itu, semuanya berasal dari Blitar, mulai dari Kerajaan Kediri, Singasari hingga Majapahit. 

Tips Wisata di Candi Mleri :

  1. Wisata sejarah Candi Mleri dibuka mulai jam 08-00 sampai 17.00.
  2. Patuhi aturan yang ada di tempat wisata cagar budaya Candi Mleri.
  3. Tak jauh dari lokasi ada Candi Pertapaan Gunung Pegat yang bisa sekalian dikunjungi.
  4. Jika ingin masuk ke dalam area makam, bisa meminta pada juru kunci.
  5. Jangan mengambil, merusak dan melakukan vandalisme pada benda purbakala di area situs.
  6. Jagalah kebersihan di area Candi Mleri.

Reff : situsbudaya.id, kebudayaan.kemdikbud.go.id