Wisata Religi Walisongo, 9 Wali Penyebar Agama Islam di Jawa - Manusia Lembah

Wisata Religi Walisongo, 9 Wali Penyebar Agama Islam di Jawa

Sosok Wali Songo sangat lekat dengan sejarah penyebaran agama Islam di Jawa. Walisongo adalah julukan yang diberikan kepada sembilan tokoh Islam yang sangat dihormati di Jawa. Pada abad ke-11 diperkirakan Islam sudah masuk ke Jawa dan berkembang pesat berkat perjuangan Walisongo. 

Sebutan Walisongo ditujukan pada sembilan wali penyebar agama Islam di Jawa. Sembilan wali tersebut antara lain Ahmad Rahmatillah, Maulana Malik Ibrahim, Muhammad Ainul Yaqin, Raden Qasim, Maulana Makdum Ibrahim, Raden Umar Said,  Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan, Raden Said dan Syarif Hidayatullah.

Sembilan wali ini tinggal menyebar di beberapa daerah penting di sekitar pantai utara Pulau Jawa. Oleh sebab itu, nama yang disematkan kepada sembilan wali ini lekat dengan wilayah dakwahnya. Kadang banyak orang lebih mengenal penamaan tersebut daripada nama aslinya.

Banyak peninggalan Walisongo yang masih ada sampai sekarang, seperti masjid, gentong, bedug, dan sebagainya. Beberapa dari peninggalan tersebut masih dimanfaatkan dan ada pula yang terpajang rapi di museum. Makam para wali ini'pun sampai sekarang juga masih berdiri kokoh dan menjadi wisata religi yang cukup terkenal. 

Berikut informasi lengkap tentang makam walisongo :

1. Makam Sunan Ampel

makam sunan ampel
Nama Asli : Ahmad Rahmatillah
Lokasi Makam : Jl. Ampel Masjid No.53, Ampel, Kec. Semampir, Surabaya, Jawa Timur. 

Raden Rahmat adalah seorang wali yang berasal dari Kerajaan Champa (Vietnam hingga Laos sekarang). Beliau adalah anggota Walisongo tertua yang memiliki peranan besar dalam penyebaran serta pengembangan Islam di Jawa. Raden Rahmat memulai dakwah dengan pembangunan pesantren Ampeldenta di Surabaya dan mendapat julukan Sunan Ampel. 

makam sunan ampel
Sunan Ampel dimakamkan di kota Surabaya. Lokasi Makam Sunan Ampel bersebelahan dengan Masjid Agung Sunan Ampel. Kawasan ini adalah destinasi religi favorit di Surabaya. Selain makam Sunan Ampel, ada juga makam Nyai Condrowati, makam Mbah Bolong, makam Mbah Soleh dan petilasan Sunan Kalijaga. 

masjid agung sunan ampel
Di kompleks makam Sunan Ampel, ada sejumlah gapura yang akan dilewati sebelum sampai ke makam utama, yaitu Gapuro Munggah, Gapuro Poso, Gapuro Mengadep, Gapuro Ngamal dan Gapuro Paneksen. Kelima gapura paduraksa yang semakin mendekati makam semakin kecil ini dijuluki 'Gapuro Limo'. 

Di dekat makam, ada masjid agung yang dibangun Sunan Ampel pada tahun 1421. Gaya arsitektur ini memadukan tiga kebudayaan yaitu Jawa Kuno, Hindu-Buddha dan Arab yang dibangun dengan kayu jati. 

2. Makam Sunan Gresik

Gapura Pemakaman Pusponegoro

Nama Asli : Maulana Malik Ibrahim
Lokasi Makam : Jl. Malik Ibrahim, Gapuro Sukolilo, Gapurosukolilo, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Maulana Malik Ibrahim merupakan wali senior diantara walisongo yang lain. Sunan Maulana Malik Ibrahim berasal dari Champa (Kamboja). Beliau pertama kali datang di Desa Sembolo (Desa Laren, Kecamatan Manyar sekarang), di utara kota Gresik.

Terdapat dua halaman di kompleks makam Sunan Gresik. Halaman selatan untuk lahan fasilitas dan halaman utara adalah halaman utama tempat Sunan Gresik disemayamkan bersama Sayidah Siti Syalifah dan Syekh Maulana Maghfur. Di sebelah barat terdapat makam Bupati Gresik pertama yaitu Pusponegoro dan keluarganya. 

3. Makam Sunan Giri


Nama Asli : Muhammad Ainul Yaqin
Lokasi Makam : Jl. Sunan Giri, Pedukuhan, Kebomas, Kec. Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Muhammad Ainul Yaqin memiliki nama kecil Raden Paku atau Joko Samudro. Sunan Giri adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu (Putri Menak Sembuyu, Raja Blambangan). Setelah menjadi murid di Ngampeldenda, Sunan Ampel memberinya nama Ainul Yaqin.

Selain menjadi Ulama, Sunan Giri adalah raja yang memerintah Kerajaan Giri Kedaton tahun 1487-1506 M bergelar Prabu Sasmoto. Beliau memerintah Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi. Bekas Giri Kedaton kini masih ada di puncak bukit yang tidak jauh dari Makam Sunan Giri.

Sunan Giri dimakamkan di kota Gresik, berada di atas bukit yang areanya terbagi menjadi tiga langkan (area menuju bangunan utama) yang ditandai dengan gapura. Area pertama adalah gapura bentar dengan Kala Makara sepasang naga. Area Kedua berupa gapura bentar yang sudah tidak berbentu dan area ketiga berupa gapura paduraksa. Area inti berupa cungkup makam Sunan Giri berarsitektur khas Jawa. 

Selain makam, di area kompleks ini juga terdapat Museum Sunan Giri yang menyimpan berbagai koleksi peninggalan Sunan Giri. Museum ini tidak buka setiap hari. 

4. Makam Sunan Drajat


Nama Asli : Raden Qasim/Raden Syarifuddin.
Lokasi Makam : Drajat, Kec. Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Raden Qasim adalah putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila yang terkenal cerdas. Raden Qasim menyebarkan agama Islam di Desa Banjaranyar, Desa Jelak dan Desa Drajat. Kemudian Raden Qasim mendirikan pesantren Dalem Duwur. Beliau diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah Sultan Demak pada tahun 1520.

Musholla Sunan Drajat
Makam Sunan Drajat  memiliki tujuh teras yang semakin ke belakang semakin tinggi. Tujuh teras tersebut melambangkan tujuh tanazul (penciptaan manusia sampai tingkat sempurna). Teras satu dan lainnya ditandai dengan gapura dan dihubungkan oleh jalan lurus berkoridor berundak-undak, serta dibatasi pagar keliling dari kayu atau bata. 

Di teras ketujuh terdapat cungkup makam Sunan Drajat. Di dalamnya terdapat dua ruang. Ruang I terdapat sebuah cungkup, di dalamnya ada enam makam anak Sunan Drajat dan kerangka seperangkat gamelan. Ruang II berlantai lebih tinggi, terdapat makam Sunan Drajat dan istrinya Retno Ayu Condro Sekar.

Di kompleks makam Sunan Drajat juga terdapat masjid panggung di sebelah area makam yang terbuat dari kayu. Ada juga museum yang menyimpan koleksi peninggalan Sunan Drajat.

5. Makam Sunan Bonang


Nama Asli : Maulana Makdum Ibrahim
Lokasi Makam : Jalan Kh Mustain, Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kutorejo, Kec. Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Maulana Makdum Ibrahim adalah saudara kandung Sunan Drajat. Beliau belajar islam ditemani oleh Sunan Giri hingga ke Malaka. Dalam berdawah, beliau sering menggunakan bonang (alat musik tradisional), akhirnya dijuluki Sunan Bonang. Sunan Bonang memiliki beberapa murid yang masih dalam walisongo yaitu Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Drajat dan Sunan Muria. 

Makam Sunan Bonang berada di belakang Masjid Agung Tuban, di dekat Alun-Alun Tuban dan Museum Kambang Putih. Kompleks makam terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama terdapat dua pendopo kecil. Bagian kedua terdapat dua pendopo rante dan dua buah lingga. 

Bagian ketiga adalah makam Sunan Bonang dan para kerabatnya. Makam Sunan Bonang terletak di bawah cungkup, diapit dua makam tidak dikenal. Konon, masyarakat mempercayai makam Sunan Bonang ada di empat tempat yaitu Tuban, Lasem, Bawean dan Madura. Hm....

6. Makam Sunan Muria

makam sunan muria

Nama Asli : Raden Umar Said
Lokasi Makam : Colo, Kec. Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Raden Umar Said adalah anak sulung Sunan Kalijaga dengan nama kecil Raden Prawoto. Beliau adalah ulama termuda dalam menyiarkan Islam. Beliau berlajar Islam langsung dari Sunan Kalijaga, kemudian berguru kepada Ki Ageng Ngerang bersama Sunan Kudus dan Adipati Pathak. 

Raden Umar Said suka bergaul dengan rakyak jelata sambil mengajarkan cara bercocok tanam, berdagang dan kesenian. Seperti ayahnya, beliau menyebarkan Islam melalui media seni budaya. Karena lebih suka tinggal di daerah terpencil, Raden Umar Said menetap di Gunung Muria, sehingga dijuluki Sunan Muria. 

Makam Raden Umar Said berada di lereng pegunungan Muria. Untuk ke atas, sudah tersedia ojek motor yang siap mengantar hingga depan gerbang (tarif sekitar Rp.30.000). Namun, jika yakin motor mampu melintasi jalanan curam, maka bisa langsung gas hingga di parkiran depan kompleks makam. 

Di sekitar makam Sunan Muria terdapat 17 makam prajurit dan adbi dalem Kesultanan Demak yang dulu menjadi pengawal khususnya. Disini pula, ada gentong peninggalan Sunan Muria yang airnya bisa diminum cuma-cuma.


7. Makam Sunan Kudus

Masjid menara kudus

Nama Asli : Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan
Lokasi Makam : Gg. Kauman, Pejaten, Kauman, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Sunan Kudus adalah anak dari Sunan Ngudung dan Dewi Ruhil (adik Sunan Bonang). Ja'far Shadiq memilih daerah Kudus untuk berdakwah, sehingga dijuluki Sunan Kudus. Cara dakwah Sunan Kudus sama dengan Sunan Kalijaga yang mengedepankan pendekatan budaya, tetapi pandangan politik keduanya berseberangan. 

Kawasan Makam Sunan Kudus terbilang unik dan khas. Terdapat menara masjid yang arsitekturnya menggabungkan unsur Islam dan Hindu, tampak seperti bangunan candi. 

Di sebelah Masjid Menara Kudus terdapat pintu gapura masuk beratap genting. Di kawasan makam ini memang terdapat sejumlah gapura paduraksa, candi bentar di sekeliling masjid dan ruang utama.


Sebelum makam Sunan Kudus, ada cungkup makam pangeran Pontjowati dan beberapa makam lain yang hanya tinggal nisan tua tak beraturan. Cungkup terbesar terakhir adalah tempat dimana makam sunan Kudus berada dan sejumlah makam lain di sekitarnya.


8. Makam Sunan Kalijaga

Nama Asli : Raden Said
Lokasi Makam : Jl. Raden Sahid, Kadilangu, Kec. Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Raden Said adalah putra Adipati Tuban bernama Tumenggung Wilwatikta. Namun, kelakuannya dulu jauh dari seorang ksatria karena Raden Said pernah menjadi gerombolan preman bernama Berandal Lokajaya. Kehidupannya sebagai perampok berubah setelah pertemuannya dengan Sunan Bonang.

Konon, diceritakan Raden Said menunggu Sunan Bonang di tepi sungai dan tidak boleh beranjak kemanapun sebelum Sunan Bonang datang. Sunan Bonang datang bertahun-tahun kemudian dan sejak saat itu Sunan Bonang mengajarkan Islam kepada Raden Said. Kisahnya yang berawal dari menunggu di sungai tersebut, Raden Said mendapat julukan Kalijaga.

Makam Sunan Kalijaga berada di Kadilangu, sebuah kawasan yang dihadiahkan Raden Patah Sultan Demak kala itu. Makamnya berada di tengah perkampungan dan masih satu kompleks dengan Masjid Agung Demak. Ada beberapa pintu masuk untuk ke kawasan makam. Jika ingin langsung ke makam, bisa melalui lorong sebelah Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu. 

Cungkup Sunan Kalijaga berukuran besar dengan atap limas tumpang yang tinggi. Di Kawasan makam juga terdapat makam Arya Penangsang (Adipati Jipang), Mpu Supo (apik ipar sunan) dan putranya, Penambahan Pangulu (cucu sunan), Pangeran Widjil, Tumenggung Wilwatikta (ayah sunan) dan beberapa makam lain di sekitarnya. Terdapat pula batu petilasan yang pernah menjadi tempat duduk Sunan Kalijaga. 


9. Makam Sunan Gunung Jati

makam sunan gunung jati

Nama Asli : Syarif Hidayatullah
Lokasi Makam : Jl. Alun-Alun Ciledug No.53, Astana, Kec. Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Syarif Hidayatullah adalah putra dari pangeran Mesir bernama Sultan SYarif Abdullah bin Ali Nurul Alim yang menikah dengan putri Prabu Siliwangi (Kerajaan Pajajaran) bernama Nyai Rarasantang. Dari kecil Syarif Hidayatullah menekuni ilmu agama dan akhirnya beliau berangkat ke Mekah atas ijin ibunya. 

Beliau belajar ilmu agama di Mekah, Mesir, Pasai (Aceh), Karawang, Kudus hingga pesantren Ampeldenta. Oleh Sunan Ampel, dirinya diminta berdakwah di daerah Cirebon menggantikan Syekh Datuk Kahfi di Gunung Sembung. Kemudian beliau lanjut berdakwah di daerah Banten. 

SYarif Hidayatullah merupakan Sultan Cirebon (1479-1568) bergelar Maulana. Beliau dipanggil Maulana Jati oleh para santrinya, dan karena berdakwah di daerah pegunungan maka digelari Sunan Gunung Jati. Ada pula yang mengatan beliau dijuluki Sunan Gunung Jati karena tempat peristirahatan terakhirnya berada di Gunung Jati. 

Makam Sunan Gunung Jati berarsitektur Jawa, Cina dan Arab. Makam ini memiliki sembilan pintu bersusun bertingkat yang masing-masing memiliki nama yaitu Pintu Gapura, Pintu Krapyak, Pintu Pasujudan, Pintu Ratnakomala, Pintu Jinem, Pintu Rararoga, Pintu Kaca, Pintu Bacem, dan Pintu Kesembilan. Masing-masing pintu tersebut memiliki tujuh anak tangga. 

Berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati tidak diperkenankan membuka sembilan pintu tersebut tanpa ijin dari pengelola atau pihak kerajaan. Makam ini tidak hanya ramai dari umat Islam saja, tetapi penganut Buddha dan Konghucu juga kerap berziarah karena di makam tersebut ada makam istri Sunan bernama Putri Ong Tien Nio, keturunan Kaisar Dinasti Ming. 

Para sembilan wali sangat dihormati masyarakat Jawa hingga ini. Makam Walisongo pun tidak pernah sepi dari peziarah yang datang dari berbagai daerah di pulau Jawa. Berikut lokasi makam para wali untuk memudahkan rute ziarah :
  • Jawa Timur : Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Gresik, Sunan Drajat, Sunan Bonang.
  • Jawa Tengah : Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga.
  • Jawa Barat : Sunan Gunung Jati. 

Itu adalah ulasan singkat mengenai Wisata Religi Walisongo. Wisata religi tersebut biasanya buka 24 jam, tidak dipungut biaya, serta memiliki fasilitas lengkap seperti tempat parkir, masjid/mushola, toilet, warung dan juru kunci sebagai pemandu.Namun, perlu diperhatikan agar menggunakan pakaian yang sopan saat ziarah ke makam Walisongo ya guys!

Ref : kablamongan.jdih.jatimprov ; cagarbudaya.kemdikbud ; tuban.kab ; tirto.id ; nativeindonesia.