Sudah Dianggap Mati, 12 Gunung ini Kembali Aktif - Manusia Lembah

Sudah Dianggap Mati, 12 Gunung ini Kembali Aktif

Banyak sekali aktivitas gunung berapi yang mulai menunjukkan aktivitasnya, terlebih gunung yang bangun dari tidur selama ratusan tahun, seperti Gunung Sinabung di Sumatra Utara. 

Satu hal yang dipertanyakan dalam peristiwa gunung meletus adalah bahwa letusan itu tak terduga atau mengejutkan, karena banyak orang selalu menganggap bahwa gunung berapi yang dipermasalahkan itu sudah tidak aktif.  Tapi apakah benar gunung berapi bisa mati?


gunung berapi aktif

Secara umum, gunung berapi aktif adalah gunung yang saat ini meletus atau pernah meletus dalam kurun waktu 10.000 tahun terakhir. Sedangkan gunung berapi tidak aktif adalah gunung yang masih tidur dan bisa terbangun di masa depan, seperti Gunung Rainier di Amerika dan Gunung Fuji di Jepang. 

Gunung yang sangat lama beristirahat ini diperkirakan tidak akan pernah meletus lagi dan biasanya dianggap mati. Namun, hampir selalu ada potensi ketika gunung yang dianggap mati, kemudian meletus lagi. Beberapa ahli gunung api menganggap bahwa gunung api tidak aktif yang masih memiliki akses ke sumber magma, dapat memicu letusan di masa depan. 
Baca : Bagaimana Gunung Berapi bisa Dianggap Mati?

Berikut adalah beberapa gunung api yang pernah dianggap mati, tetapi kembali aktif :

1. Gunung Sinabung, Indonesia

Gunung Sinabung

Lokasi : Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Ketinggian : 2.460 mdpl
Jenis Gunung : Stratovolcano
Istirahat : ± 400 tahun
Letusan Terakhir : 9 Juni 2019

Mulai tahun 2010 hingga 2019, aktivitas Gunung Sinabung memang sempat membuat gempar masyarakat di sekitarnya. Bagaimana tidak, sebelum 2010, gunung ini tidak pernah meletus lagi dalam kurun waktu 400 tahun.

Gunung Sinabung terakhir meletus pada tahun 1600. Kemudian, secara mendadak menjadi aktif dan meletus pada 2010. Letusan terus terjadi tanpa mengenal waktu hingga akhir 2013 dan awal 2014. Meski statusnya diturunkan menjadi Siaga, letusan-letusan disertai lava di puncak gunung membuat statusnya kembali menjadi Awas.

Sejak Januari 2014, rentetan gempa, letusan, dan awan panas terus berlangsung. Pada 2016, letusannya menghasilkan awan panas yang menyelimuti Desa Gember, Kabupaten Karo. Letusan terakhirnya pada Juni 2019 menciptakan kolom abu setinggi 7.000 m berwarna hitam dengan intensitas tebal. 

2. Gunung Guntur, Indonesia

Gunung Guntur

Lokasi : Sirnajaya, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 
Ketinggian : 2.249 mdpl
Jenis Gunung : Stratovolcano
Istirahat : ± 200 tahun
Letusan Terakhir : 1847

Pada tahun 1800'an, Gunung Guntur masuk dalam kategori gunung paling aktif di Pulau Jawa, mengalahkan Gunung Merapi. Ketika meletus pada 1841, letusan gunung ini berdentum sangat dahsyat. Setelah letusan terakhir 1840 - 1847 gunung ini tidak beraktivitas, hingga dinyatakan aktif kembali pada 2013.

Meski berstatus aktif normal, Gunung Guntur diprediksi masih bisa meletus meski beristirahat cukup lama. Dinyatakan aktif, Gunung Guntur memang belum meletus, tetapi jika meletus, diprediksi akan menimbulkan letusan dahsyat karena istirahatnya yang lama. 

3. Gunung Ibu, Indonesia. 

Gunung Ibu

Lokasi : Barat Laut Pulau Halmahera.
Ketinggian : 1.325 mdpl
Jenis Gunung : Stratovolcano
Istirahat : ± 15.000 tahun
Letusan Terakhir : Januari 2019

Tidak melakukan aktivitas dalam waktu cukup lama, sekujur tubuh Gunung Ibu mulai dari bawah hingga ke dalam kawahnya dipenuhi tumbuhan lebat. Kawasan kaldera di Gunung Ibu memang tidak menunjukkan aktivitas magma sekitar 15.000 tahun terakhir. Gunung ini mendadak meletus pada Desember 1998 menyusul terbentuknya kawah baru pada Januari 1999.

Letusannya pada Januari 2019 melontarkan abu vulkanik ke udara setinggi 800 meter dari puncak kawah. Sebelum mencapai puncak letusannya, Gunung ibu hampir setiap hari meletus sejak tiga bulan terakhir. 

4. Gunung Sindoro, Indonesia

gunung sindoro

Lokasi : Jawa Tengah
Ketinggian : 3.136 mdpl
Jenis Gunung : Stratovolcano
Istirahat : ± 101 tahun
Letusan Terakhir : 1910

Tercatat pertama kali mengeluarkan letusan abu pada 1818, Gunung Sindoro tidak pernah beraktivitas lagi selama kurang lebih 60 tahun. Letusan terjadi lagi pada 1882 , 1903 dan 1906 kemudian berhenti selama 63 tahun. Usai bergeliat pada 1970, Gunung Sindoro tak nampak beraktivitas.

Meski berkali-kali menunjukkan peningkatan aktivitas (1970) - berupa asap, Gunung Sindoro dikatakan benar-benar meletus pada tahun 1910.  Pada November 2011 kembali beraktivitas dan memunculkan kawah baru. Baca : Pendakian Gunung Sindoro via Kledung.

5. Gunung Pinatubo, FIlipina

Gunung Pinatubo

Lokasi : Pulau Luzon
Ketinggian : 1.486 m
Jenis Gunung : Stratovolcano
Istirahat : ± 600 tahun
Letusan Terakhir : 1991

Sejarah letusan gunung ini tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Diprediksi, gunung ini lebih dari 600 tahun tak beraktivitas. Pada Juni 1991 Gunung Pinatubo tiba-tiba terbangun dan mengeluarkan letusan dahsyat, mengakibatkan perubahan iklim dunia pada 1991 - 1992 yang membuat bumi menjadi dingin. 


Letusan ini mengeluarkan lebih dari 5 kilometer kubik material ke udara dan menciptakan kolom abu yang naik hingga 35 kilometer di atmosfer. Ledakan juga memuntahkan jutaan ton sulfur dioksida dan partikel lain kedalam air yang tersebar di seluruh dunia.

6. Gunung Sakurajima, Jepang

Gunung Sakurajima

Lokasi : Kyushu
Ketinggian : 1.117 mdpl
Jenis Gunung : Stratovolcano
Istirahat : ± 60 tahun
Letusan Terakhir : 2019

Letusan paling awal yang tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 963 M, tetapi letusan yang lebih besar pernah terjadi pada 1471-1476, 1779-1782 dan 1914. Sebelum letusan 1914, gunung ini telah beristirahat lebih dari satu abad. Setelah letusan tersebut,  kegiatan vulkanis Sakurajima semakin aktif. 

Sejak tahun 1955, Sakurajima terus meletus secara teratur dan melemparkan abu ke angkasa. Gunung ini terakhir meletus pada 8 November 2019 yang memuntahkan kolom abu terbesarnya dalam tiga tahun terakhir. 



7. Gunung Eyjafjallajokull, Islandia

Gunung Eyjafjallajokull

Lokasi : Eyjafjallajokull
Ketinggian : 1.666 mdpl
Istirahat : ± 200 tahun
Letusan Terakhir : 2010

Islandia dikenal sebagai daratan es dan api, menjadikan kawasan ini menjadi rantai gunung api terhebat sejak abad pertengahan. Salah satu gletser kecil yang terkenal adalah Eyjafjallajokull, kantong es gletser yang menutupi sebuah gunung berapi setinggi 1.666 meter. 

Gunung ini sering meletus sejak zaman es. Eyjafjallajokull tercatat dua kali meletus pada tahun 1821 dan 1823. Gunung ini kembali meletus dua kali pada 2010, mengeluarkan simpanan energi yang disimpan selama lebih dari 100 tahun, menyebabkan kegelapan langit di Eropa Utara.

8. Gunung Pulau Barren, India

Gunung Pulau Barren

Lokasi : Kepulauan Andaman dan Nikobar
Ketinggian : 354 mdpl
Jenis Gunung : Stratovolcano
Istirahat : ± 150 tahun
Letusan Terakhir : 2017

Letusan pertama gunung ini tercatat terjadi pada 1787. Satu-satunya gunung berapi aktif India ini kembali memuntahkan lava dan abu pada 2017 setelah beristirahat sekitar 150 tahun. Sejak itu, gunung berapi tersebut telah meletus lebih dari sepuluh kali, termasuk tahun 2017.

9. Gunung Pulau Kadovar, Papua Nugini

Gunung Pulau Kadovar

Lokasi : Pulau Kadovar
Ketinggian : 365 mdpl
Letusan Terakhir : 2018

Gunung yang lama tertidur dan dianggap tidak aktif tiba-tiba meletus pada 2018. Gunung ini diketahui lama tertidur hingga meletus setelah menunjukkan aktivitas - seperti gemuruh pada tahun 2015. Letusannya mengeluarkan asap tebal hingga 2 km dari atas laut. Letusan gunung tersebut sangat mengejutkan para ahli, karena baru meletus pertama kalinya dalam sejarah manusia. 

10. Gunung Bolshaya Udina, Rusia

Gunung Bolshaya Udina

Lokasi : Semenanjung Kamchatka
Ketinggian : 2.923 mdpl

Gunung Bolshaya Udina sudah lama dianggap mati karena tidak mempunyai aktivitas seismik dan magma di dalamnya. Namun, gunung berapi ini telah diberhentikan dari status sebagai tidak aktif hingga akhir 2017. Sejak akhir 2017, aktivitas seismik telah dicatat, yang mungkin mengindikasikan kemungkinan kebangkitan kompleks gunung berapi ini.

Terdapat peristiwa seismik yang terdeteksi dalam kurun waktu 1999-2007 dan 2017-2019. Puncak aktivitas gunung ini terjadi pada Agustus 2018, dan telah menurun sejak itu. Namun para ahli mengatakan bahwa ada kemungkinan gunung ini akan kembali aktif dan meletus.

11. Campi Flegrei, Italia

Campi Flegrei

Lokasi : Teluk Pozzuoli, Napoli
Istirahat : ± 482 tahun
Letusan Terakhir : 1538

Campi Flegrei adalah kawasan vulkanis yang terdiri dari 24 kawah vulkanis yang beberapa diantaranya berada di bawah air. Gunung ini sudah lama tidur sejak letusan terakhirnya, tetapi banyak pakar mengatakan supervolcano ini akan kembali meletus, didukung beberapa bukti 'kawasan panas' di bawah kaldera yang membentang ke laut pada kedalaman 4 kilometer. 


Sejak tahun 1980'an juga terjadi kegiatan seismik di kawasan itu yang menandakan adanya tekanan yang semakin membesar. Para ahli sudah mempelajari aktivitas Campi Flegrei yang menunjukkan masa tidak tenang, yaitu pada tahun 1950'an, 1970'an dan 1980'an yang menyebabkan gempa kecil. 

Gunung berapi aktif ini telah menghasilkan letusan eksplosif pada masa lalu selama 60.000 tahun, termasuk dua letusan super. Adanya aktivitas gunung api ini dikhawatirkan akan serta menyebabkan tsunami gelombang tinggi. 

12. Gunung Raikoke, Rusia

Gunung Raikoke

Lokasi : Kepulauan Kuril, Semenanjung Kamchatka.
Ketinggian : 551 mdpl
Istirahat : ± 100 tahun
Letusan Terakhir : 2019

Gunung Raikoke telah meletus dua kali sebelumnya yaitu pada tahun 1778 dan 1924. Gunung berapi yang sebagian besar tidak aktif ini kemudian meletus kembali pada Juni 2019. Data satelit mengungkapkan bahwa abu vulkanik mencapai ketinggian 16 kilometer dari kawah selebar 700 meter. Berada di pulau terpencil tak berpenghuni, letusan gunung ini tidak membahayakan secara langsung. 


Itu adalah beberapa gunung yang aktif kembali setelah beristirahat dalam waktu yang cukup lama. Hampir selalu ada potensi, bahwa gunung yang kini tidak aktif, akan meletus lagi suatu hari, selama ada akses ke sumber magma. Memang tidak mudah membuktikan apakah sebuah gunung berapi benar-benar telah mati atau punah. 


Gunung berapi yang telah aktif secara historis atau tidak, perlu diingat bahwa fenomena alam beroperasi pada tentang waktu geologis maupun manusia. Apa yang kelihatannya seperti gunung yang tenang dengan hutan lebat dan subur, bisa jadi suatu hari nanti menjadi gunung berapi yang meledak dahsyat.