Taman Perenungan Bung Karno. Pohon sukun mungkin tampak biasa tumbuh di kebun atau halaman rumah, berbeda dengan pohon sukun di Ende yang memiliki nilai penting bagi bangsa Indonesia. Ya, pohon sukun yang berada di pusat Kota Ende tersebut menjadi saksi bisu serta pohon permenungan Presiden Pertama Ir.Soekarno dalam menemukan butir-butir Pancasila yang telah menjadi dasar negara. Kini, tempat tersebut diabadikan menjadi tempat wisata sejarah di Ende yaitu Taman Perenungan Bung Karno.
Taman Perenungan Bung Karno |
Kota Ende memang memiliki sejarah yang erat dengan presiden pertama Republik Indonesia Ir.Soekarno, karena disinilah Soekarno sempat diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda sebelum Indonesia Merdeka. Taman Perenungan Bung Karno ini sangat rindang, sejuk dan menenangkan. Dulu, di taman ini ada sebuah pohon sukun unik yang memiliki cabang dari bawah sebanyak lima.
Dibawah pohon sukun inilah Soekarno kerap duduk untuk membaca buku, sambil menatap ke arah laut teluk Sawu. Dari pohon bercabang lima inilah Bung Karno mendapatkan inspirasi yang kelak disebut Pancasila. Namun, pohon sukun yang sekarang bukanlah pohon yang sama. Pohon yang lama sudah tumbang pada 1970 karena angin dan digantikan pohon baru sejak 17 Agustus 1981. Pohon itu kini berganti nama menjadi Pohon Pancasila.
![]() |
Pohon Pancasila |
Ukuran tersebut menyesuaikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Patung tersebut menggantikan patung lama Soekarno yang menggunakan pakaian kebesaran TNI.
Dulunya tempat ini bernama Taman Rendo yang berarti taman melepas rindu. Konon di taman ini Bung Karno kerap melihat ke arah pantai dan rindunya kepada keluarganya di Jawa menguat. Beliau rindu akan kemerdekaan dan rindu untuk lepas dari penjajah.
Ende'pun menjadi tempat perkembangan penting dalam diri Bung Karno dari manusia 'singa podium' menjadi 'manusia perenung'. Kehidupan rakyat Ende yang berasal dari suku bangsa dan agama, tetapi hidup rukun, telah menjadi inspirasi Soekarno dan menjadi bahan renungannya setiap hari di bawah pohon sukun.
![]() |
Area Taman Perenungan Bung Karno |
Tempat yang memiliki sejarah dengan munculnya Pancasila ini kemudian menjadi Lapangan Pancasila pada 1 Juni 2013 bertepatan peresmian patung Bung Karno oleh Wakin Presiden Boediono.
Catatan Sejarah Pembuangan Soekarno ke Ende
Pancasila memang tidak muncul tiba-tiba, tetapi dari permenungan Bung Karno selama diasingkan di Ende. Sejarah menyebutkan bahwa Ir. Soekarno pernah dibuang ke Ende, Pulau Flores pada tahun 1934 hingga 1938. Pada 14 Januari 1934, Bung karno dan istrinya Inggit Garnasih, ibu mertuanya ibu Amsi dan anak angkatnya Ratna Djuami tiba di rumah tahanan di Kampung Ambugaga, Ende. Penjajah Belanda memang sengaja membuangnya ke tempat terpencil agar terputus hubungan Soekarno dengan para loyalitasnya. Namun di tempat pengasingan, Soekarno lebih banyak berfikir, mempelajari agama Islam, belajar pluralisme hingga bergaul dengan para pastor di Ende. (Bung Karno dan Pancasila, Ilham dari Flores untuk Nusantara)![]() |
Patung Bung Karno Merenung |
"Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon sukun ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila" _Ir. Soekarno
Tips wisata di Taman Perenungan Bung Karno :
- Tempa wisata sejarah Taman Perenungan Bung Karno ini cukup ramai sehingga lokasi parkir juga ramai. Bisa parkir di dalam lapangan Pancasila jika tidak ada tempat.
- Sebagai taman yang bernuansa sejarah, jagalah sikap dengan tidak naik di patung bangku dan patung Bung Karno.
- Jagalah kebersihan di area wisata dan jangan melakukan vandalisme.
- Meski tidak terawat, jagalah kebersihan di kawasan Musium Tenun Ikat yang bersebelahan langsung dengan Taman Perenungan Bung Karno.