Candi Sawentar, Menelisik Candi Kuno di Blitar - Manusia Lembah

Candi Sawentar, Menelisik Candi Kuno di Blitar

Jawa Timur memang lekat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit. Banyak peninggalan bersejarah  berupa percandian ditemukan di beberapa kota di Jawa Timur, salah satunya Kota Blitar. Mungkin nama Candi Sawentar masih kalah populer dibandingkan Candi Penataran yang merupakan percandian terluas di Jawa Timur. 

Namun, setiap candi tentu memiliki kisah yang berbeda. Candi Sawentar adalah salah satu candi unik di Blitar karena lokasinya yang menjorok ke bawah dan berhubungan dengan masa Kerajaan Majapahit, seperti candi-candi di Blitar yang lain.

Candi Sawentar - Menelisik Candi Kuno di Blitar
Candi Sawentar berada di Dusun Centong, Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Candi Sawentar menjadi salah satu lokasi wisata sejarah di Blitar, sehingga akses jalan untuk mengunjunginya sangatlah mudah dengan rute yang tidak begitu sulit. 

Dulunya, Candi Sawentar merupakan kompleks percandian. Hal ini didukung dengan ditemukannya sejumlah pondasi yang terbuat dari bata. Candi Sawentar diduga dibangun pada awal Kerajaan Majapahit. Adanya pahatan burung garuda di dalam ruangan bilik, yang merupakan kendaraan Dewa Wisnu, Candi Sawentar diketahui sebagai candi Hindu. 

Sawentar dalam Kitab-kitab

Nama Sawentar disebut di dalam Kitab Negarakertagama sebagai salah satu tempat yang pernah disinggahi raja Hayam Wuruk dalam perjalanannya ke Blitar. Ada beberapa tulisan yang menyebut Sawentar, yaitu : 

Kitab Negara Kertagama (1)

“Ndan ring śaka tri tanu rawi ring wēsākā, śri nāthā mūja mara ri palah sābŗtya, jambat sing rāmya pinaraniran lānglitya, ro lwang wentar manguri balitar mwang jimbē” 

Artinya :

"Lalu pada tahun śaka Tritanu Rawi—1283 (1361 Masehi) Bulan Wesaka (April-Mei), Baginda raja memuja (nyekar) Ke Palah dengan pengiringnya, berlarut-larut setiap yang indah dikunjungi untuk menghibur hati, di Lawang Wentar Manguri Balitar dan Jimbe (Riana. 2009: 302)."

Lwa Wentar dalam bahasa jawa kuno menurut Zoetmulder memiliki arti pecahan yang luas atau celah yang luas (Lwa = luas ; Wentar = celah). Dapat disimpulkan bahwa wilayah Sawentar dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit yang luas. Wilayah ini merupakan satuan dari pegunungan kapur, sehingga disimpulkan pula bahwa wilayah Sawentar merupakan salah satu lereng Gunung Kelud yang tanahnya juga mengandung kapur.

Kitab Negara Kertagama (2)

“...jambat sing rāmya pinaraniran lānglitya, ro lwang wentar manguri balitar mwang jimbē..”

Artinya:

"...berlarut-larut setiap yang indah dikunjungi untuk menghibur hati, di Lawang Wentar Manguri Balitar dan Jimbe..."

Kalimat tersebut menunjukkan bahwa Raja Hayam Wuruk pernah berziarah dan beristirahat di wilayah Sawentar

Kitab Pararaton

“...Bhre Paguhan sira sang mokta ring Canggu dhinarmeng Sabyantara. Bhra Hyang mokta dhinarme Puri. Bhre Jagaraga mokta. Bhre Kabalan mokta dhinarmeng Sumêngka tunggal dhinarma. Bhre Pajang mokta tunggal dhinarmeng Sabyantara..”

Artinya :

"...Baginda di paguhan wafat di Canggu, dicandikan di Sabyantara. Baginda Hyang wafat dicandikan di Puri, Baginda di Jagaraga wafat, Seri ratu di Kabalan wafat, dijadikan menjadi satu di Sumêngka. Seri ratu di Padjang wafat, dicandikan menjadi satu di Sabyantara..."

Dilihat dari aksen bahasa Sansekerta, kata Sabyantara syarat dengan Sawentar. Sabyantara merupakan sebuah pendharmaan dari Bhre Paguhan.

Candi Sawentar memang berada di bawah permukaan tanah penduduk. Situs sawentar yang ditemukan lebih dari satu bagian dan hal tersebut diduga masih banyak yang tertimbun abu vulkanik letusan Gunung Kelud.

Penemuan Candi Sawentar

Penemu Candi Sawentar dan waktu ditemukan belum diketahui secara pasti. Satu hal yang pasti  bahwa dulu Candi Sawentar Blitar ini tertimbun tanah dari bagian tengah hingga bawah. 

Berikut riwayat penemuan Candi Sawentar :
  • 1915 : Dinas Purbakala Hindia Belanda (Oudheidkundige Dienst) melakukan penggalian bagian Candi Sawentar I yang tertimbun.
  • 1920 - 1921 : Penggalian dilanjutkan oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda.
  • 1992 - 1993 : Candi Sawentar I dipugar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur.
  • 1999 : BPCB Trowulan dan Balai Arkeologi Yogyakarta melihat dan menampakkan temuan situs baru Candi Sawentar II di sekitar pasar Sawentar.
  • 2000 : Candi Sawentar I dan Candi Sawentar II dijaga oleh juru pelihara. 
  • 2004 : Ditemukan 9 buah parit gali untuk mencari gugusan bangunan lain dan pintu masuk ke halaman candi.
  • 2005 - 2006 : Tahap penelitian lanjutan di Candi Sawentar II.

Struktur Candi Sawentar

Candi Sawentar - Menelisik Candi Kuno di Blitar
Candi Sawentar I
Candi Sawentar I terbuat dari batu andesit berukuran panjang 9.53 m, lebar 6.86 m dan tinggi 10.65 m. Pintu masuk berada di sebelah barat dan adanya reruntuhan arca dengan pahatan burung garuda di dalam ruangan bilik. 

Fungsi dari Candi Sawentar juga belum terbukti secara pasti, meski ada yang mengatakan candi ini pendharmaan Hayam Wuruk, tempat pemujaan maupun tempat semedi.

Candi Sawentar II merupakan monumen perang paregreg yang didirikan Raja Suhita - Raja Majapahit terakhir, atas meninggalnya ayahnya. Candi Sawentar II berada sekitar 100 meter dari Candi Sawentar I. 

Candi Sawentar II berupa batu candi,  komponen candi, dua buah kepala kala, dua buah batu sudut berhias antefix, dua buah batu sudut tidak berhias antefix, tiga batu persegi relief binatang dan dua buah fragmen batu kemuncak.

Candi Sawentar - Menelisik Candi Kuno di Blitar
Candi Sawentar II
Kompleks wisata sejarah Candi Sawentar dikelola dengan cukup baik. Candi Sawentar I berdiri gagah dikelilingi taman yang indah. Ada gazebo yang dibuat untuk bercengkrama para pengunjung. Adanya dua pohon besar di pintu masuk area candi menambah suasana sejuk saat mengunjungi tempat wisata sejarah di Blitar ini. 

Tips Wisata di Candi Sawentar :

  1. Taati peraturan yang ada di area cagar budaya. 
  2. Jangan merusak, memindahkan, membawa cagar budaya tanpa ijin dari instansi terkait.
  3. Jangan melakukan vandalisme di area situs sejarah.
  4. Biasanya area wisata tetap terbuka meski pos penjagaan kosong. Jika ingin masuk, tetap taati peraturan. 
  5. Jangan mengotori area wisata yang susah terawat baik.