Rumah Pengasingan Bung Karno Ende, Perjuangan Soekarno di Tanah Flores - Manusia Lembah

Rumah Pengasingan Bung Karno Ende, Perjuangan Soekarno di Tanah Flores

Rumah Pengasingan Bung Karno Ende. Ende tidak hanya dikenal dengan fenomena alam wisata Danau Tiga Warna Kelimutu tetapi juga ada kisah sejarah dimana Bung Karno pernah diasingkan di Ende yang menjadi cikal bakal dasar negara Indonesia. 

Kota Ende menjadi saksi sejarah pengasingan presiden pertama Indonesia. Bukan hanya menjadi tempat pengasingan semata, Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende yang kini menjadi situs sejarah ini menjadi tempat Presiden pertama Indonesia itu merenungkan dan merumuskan konsep Pancasila. 

Rumah Pengasingan Bung Karno
Rumah Pengasingan Bung Karno berada di Jl. Perwira, Kota Enda, Nusa Tenggara Timur. Rumah sederhana yang ada di  tengah rumah-rumah padat penduduk ini dilindungi sebagai situs sejarah berdasarkan UU No.5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

Pengasingan Bung Karno

Bung Karno diasingkan ke Pulau Flores pada 14 Januari 1934 - 18 Oktober 1938. Hal ini karena pergerakan Soekarno dan beberapa rekannya dianggap berbahaya oleh Belanda, yang akhirnya membuat Belanda kembali mengasingkan Soekarno setelah sebelumnya keluar dari penjara Sukamiskin. Untuk sampai ke Ende, Soekarno menempuh perjalanan 8 hari menggunakan kapal.

Belanda sengaja mengasingkan Soekarno jauh-jauh agar bisa memutus hubungan dengan para loyalitasnya. Di Ende, Soekarno bersama istrinya Inggit Garnasih, anak angkatnya Ratna Djuami dan ibu mertuanya Ibu Amsi, menempati rumah Abdullah Ambuwawu.

Rumah Pengasingan Bung Karno
Rumah Pengasingan Masa Lalu
Di rumah yang sederhana itu, kehidupan Soekarno sangat sederhana. Dikucilkan dari keramaian, Bung Karno sempat depresi ketika menjalani pengasingan di Flores. Pemerintah Belanda memang sengaja membatasi pergaulan Bung Karno dengan ketat, khususnya masyarakat kalangan atas. Setiap hari, Soekarno harus melapor ke pos militer Belanda di Ende Utara yang kini menjadi Kantor Detasemen Polisi Militer IX/I.

Soekarno yang awalnya merasa frustasi mulai bangkit melawan pengawasan ketat Belanda. Dia rajin mendatangi kampung-kampung di Ende, menyapa warga, mengunjungi Danau Kelimutu - sehingga lahir naskah drama 'Rahasia Kelimutu'. 

Bung Karno juga bergaul dengan siapa saja dari berbagai agama. Waktu senggang digunakannya untuk banyak membaca dan berdialog.  Dia juga beberapa kali berkirim surat dengan T.A. Hassan di Bandung untuk membicarakan Islam. 

Dikutip dari Bung Karno dan Pancasila, Ilham dari Flores untuk Nusantara, di Ende, Sukarno menjadi lebih banyak berpikir ketimbang sebelumnya. Dia mulai belajar soal pluralisme dan bertukar pendapat dengan misionaris. Ada dua misionaris yang dijadikan tempat diskusi Bung Karno. Mereka adalah P Johanes Bouma, SVD dan P Gerardus Huijtink, SVD.

Di pengasingan, selain menyapa masyarakat, Soekarno juga melukis dan menulis naskah drama pementasan. Di sekitar rumah pengasingannya, terdapat sebuah taman yang sering dikunjunginya untuk merenung dan salah satu perenungannya adalah Pancasila. Kini taman tersebut dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno

Di rumah pengasingan ini pula Bung Karno kehilangan mertuanya, Ibu Amsih yang wafat tahun 1935 dan dimakamkan di Pemakaman Carrara, Ende. Karena sayangnya, Bung Karno sendiri yang mengerjakan makam mertuanya.  

Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah Pengasingan Bung Karno
Halaman Kiri Rumah Pengasingan
Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende dibangun pada tahun 1927 dan memiliki luas 12 x 9 meter persegi. Rumah ini memiliki beberapa ruang seperti ruang tamu, dua kamar tidur, kamar kerja, dan ruang bersemedi di bagian belakang. Di bagian belakang terdapat halaman yang cukup luas, kamar mandi, dapur dan sebuah sumur tua. Rumah pengasingan ini masih terawat dengan sangat baik.

Halaman Rumah Pengasingan Bung Karno tidak begitu luas. Dulunya halaman ini digunakan Bung Karno untuk menanam berbagai rempah-rempah. Di halaman rumah terdapat Patung Bung Karno yang diresmikan Menteri Dalam Negeri pada 1 Juni 2018, setelah menjadi Irup Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila Ende.

Memasuki ruang pertama dari pintu masuk, perabotan masih diatur seperti dulu. Di sebelah kanan ruangan ada meja marmer dan kursi kayu yang sudah ditutup kotak kaca, hadiah dari almarhum Hj. MH Rotta. Selain itu terpajang juga beberapa peralatan yang pernah digunakan Soekarno ketika tinggal di rumah ini, seperti piring, ceret air, setrika dan biola. 

Rumah Pengasingan Bung Karno
Ruang Tamu #1

Rumah Pengasingan Bung Karno
Ruang Tamu #2
Ada lukisan Bung Karno berjudul 'Pura Bali' yang menggambarkan Umat Hindu di Bali sedang sembahyang.  Beberapa benda  di ruangan utama masih tampak bagus, meski ada yang sudah rapuh termakan usia. Di sudut ruangan terdapat surat keterangan kawin dan surat perjanjian cerai Soekarno dengan Inggit Garnasih. 

Rumah Pengasingan Bung Karno
Lukisan dan Kamar Tidur Bung Karno
Di ruang tengah, ada kamar tidur Bung Karno. Berhadapan dengan kamar tidur Bung Karno, tersimpan tongkat Bung Karno. Sementara di seberang kamar tersebut terdapat ruang yang menjadi kamar tidur ibu mertua Bung Karno bersama anak angkatnya. 

Di masing-masing kamar, masih terjaga dengan rapi ranjang besi yang digunakan Bung Karno beristirahat, sedangkan sprei dan kelambu adalah tambahan dari penjaga Rumah Pengasingan Bung Karno.

Ruangan tengah terhubung langsung dengan halaman belakang rumah. Di halaman belakang ini ada kamar mandi, sumur, taman dan dapur. Konon, siapapun yang membasuh muka dengan air sumur tersebut, akan awet muda dan diberi keberuntungan. 

Rumah Pengasingan Bung Karno
Halaman Belakang Ruman Pengasingan
Rumah Pengasingan Bung Karno ini menjadi situs bersejarah yang diresmikan oleh Bung Karno pada Minggu, 16 Mei 1954 ketika beliau menjadi Presiden RI pertama. Bung Karno pernah mengunjungi rumah ini pada tahun 1951,1954 dan 1957. Tahun 1952 rumah ini dijadikan Kantor Sosial Daerah Flores dan tempat bersidang DPRD Flores.

Rumah sederhana ini pernah mengalami perbaikan pada 2012 yang dilakukan pada sisi atap yang terbuat dari seng. Kemudian peremajaan warna dilakukan pada Februari 2017. Meski pernah perbaikan dan peremajaan, rumah dengan cat putih ini masih mempertahankan struktur aslinya. 

Rumah Pengasingan Bung Karno ini menjadi wisata sejarah di Ende yang banyak dikunjungi wisatawan maupun pejabat. Rumah ini masih terawat dengan baik dan perabotan masih ditata seperti dulu. 

Berjalan mengelilingi rumah pengasingan ini bagaikan dibawa mengenang kembali bagaimana perjalanan hidup Bung Karno pada waktu itu, hingga kemudian lahirlah cikal bakal dasar negara di Kota Ende yang dikenal dengan Pancasila. 

Rumah Pengasingan Bung Karno
Cheers...

Tips Mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno :

  1. Jangan merusak, mengotori atau melakukan vandalisme di area situs Rumah Pengasingan Bung Karno Ende.
  2. Merupakan tempat bersejarah, jagalah sikap di area rumah. 
  3. Area rumah pengasingan ada di perkampungan yang padat. Jika hari libur khususnya libur nasional biasanya ramai. Pertimbangkan transportasi pribadi yang akan digunakan karena pastinya susah parkir.
  4. Lokasi Rumah Pengasingan Bung Karno tidak jauh dari Taman Perenungan Bung Karno, bisa sekalian dikunjungi dengan transportasi maupun jalan kaki.