Mitos dan Situs Pemujaan Spiritual Gunung Arjuno - Manusia Lembah

Mitos dan Situs Pemujaan Spiritual Gunung Arjuno

Gunung api Arjuno - Welirang merupakan gunung api istirahat yang berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan. Dengan tinggi 3.339 mdpl, Gunung Arjuno merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur. 

Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata. Seperti gunung berapi lainnya di Jawa, Gunung Arjuno termasuk salah satu yang disakralkan. Adanya beberapa situs bersejarah menjadikan Gunung Arjuno juga menjadi tujuan para pelaku spiritual, sehingga menimbulkan kesan mistis di sepanjang jalur pendakiannya.

misteri gunung arjuno
Berada di perbatasan tiga wilayah, ada beberapa jalur pendakian yang bisa dilalui. Namun hanya ada tiga jalur utama yang ngetrend di kalangan pendaki yaitu : 

Ketiga jalur tersebut mempunyai karakteristik dan suasana yang sangat berbeda, tapi mitos yang terdapat di dalamnya tetap sama dan selalu menjadi cerita menarik para pendaki, sekaligus menjadi pantangan yang secara tidak langsung menjadi aturan. 

Gunung Arjuno - Welirang pernah meletus pada tahun 1950 dan 1952. Ini merupakan waktu istirahat terpendek Gunung Arjuno - Welirang yang tercatat dalam sejarah

Legenda Gunung Arjuno

legenda gunung arjuno

Nama Arjuno menjadi nama gunung ini karena legenda turun temurun tentang asal mula Gunung Arjuno. Konon, Arjuna bertapa di sebuah puncak gunung dengan sangat tekun hingga tubuhnya memiliki sinar dengan kekuatan yang luar biasa dan berdampak besar. Bumi bergoncang, kawah condrodimuko menyemburkan lahar, banjir, penyakit dimana-mana, bahkan gunung tempatnya bertapa terangkat ke langit.

Hal ini membuat para dewa kuatir, sehinga membuat Batara Guru mengutus Batara Narada untuk menyelesaikan masalah, yaitu membangunkan Arjuna dari pertapaannya. Batara Narada gagal membangunkan Arjuna dengan segala cara. Akhirnya diutuslah Batara Ismaya bersama dengan Togog untuk membangunkan tapa Arjuna. 

Karena kesaktiannya, mereka berdua berubah menjadi besar melampaui puncak gunung dan mengeruk bagian bawah gunung tempat Arjuna bertapa, memotongnya dan melemparkan potongan gunung itu ke tempat lain. Seketika Arjuna terbangun dan memperoleh nasehat dari Batara Ismaya. Nah, gunung tempat Arjuna bertapa itupun bernama Gunung Arjuno, sedangkan potongannya bernama Gunung Wukir. 

Situs dan Tempat Pemujaan Gunung Arjuno

Bersebelahan dengan Gunung Penanggungan yang dikenal dengan ratusan situs purbakala, tak membuat keadaan yang berbeda dengan Gunung Arjuno. Ada beberapa situs yang dijadikan tempat ziarah para pelaku spiritual, menimbulkan suasana yang mistis di area Gunung Arjuno. Kebanyakan situs tersebut bisa ditemui di jalur Pendakian Gunung Arjuno via Purwosari.

Berikut adalah beberapa situs sekaligus tempat pemujaan yang ada di sepanjang lereng Gunung Arjuno :
  1. Onto Boego : Tempat ziarah dan bersemedi untuk kalangan tertentu. Menurut juru kunci, goa ini dijaga oleh seekor ular naga. 
  2. Candi Madrim : Berbentuk punden berundak dengan 3 ukuran teras berbeda. Di teras atas ada beberapa batu andesit yang dibungkus kain putih dan 1 lumpang batu sebagai objek pemujaan. 
  3. Situs Eyang Abiyoso : Situs punden berundak yang telah dipugar. Ada 1 batu andesit besar seperting lesung, 1 umpak batu andesit segi empat dan 1 arca dwarapala. 
  4. Situs Eyang Sekutrem : Bangunan tempat menyimpan arca dan sebagai tempat ziarah, diduga bekas bangunan punden berundak. 
  5. Sendang Dewi Kunti : Tempat pemujaan dan sumber air. 
  6. Hyang Sakri : Tempat pemujaan. 
  7. Pondok Rahayu : Sebuah gubuk yang nampak seperti 'gubuk hantu' di tengah hutan yang masih akrab dengan 'aksara jawa'. 
  8. Situs Eyang Semar : Area tempat pemujaan dengan sebuah patung semar. Mitosnya, Eyang Semar adalah penasehat kepercayaan Arjuna dan di tempat tersebut melakukan moksa. 
  9. Mangkutoromo : Situs arkeologi berupa punden berundak yang paling besar di sepanjang jalur pendakian. 
  10. Candi Sepilar : Situs arkeologi yang berada tak jauh di atas Mangkutoromo. Merupakan bagian yoni, sedangkan bagian lingga ada di arah sebelah kanan.

Situs Pemujaan Gunung Arjuno
Tempat-tempat tersebut diyakini sebagai tempat pemujaan dengan adanya dupa dan bunga. Jadi jangan heran jika tercium bau dupa dan merasakan sensasi spiritual ketika mendaki Gunung Arjuno via Purwosari.

Mitos Gunung Arjuno

Banyaknya situs sejarah dan tempat pemujaan di sekitar lereng Gunung Arjuno, membuat siapapun tidak bisa main-main seenaknya di gunung ini. Berbagai mitos'pun tumbuh dengan sendirinya dari mulut ke mulut. Berikut adalah berbagai mitos Gunung Arjuno :

1. Petilasan Petapa

petilasan eyang semar
Petilasan Eyang Semar
Banyaknya petilasan peninggalan Kerajaan Majapahit dan Singasari. Masyarakat masih percaya bahwa orang yang melakukan moksa masih menjaga tempat-tempat tersebut. Selain itu, beredar mitos bahwa anak Arjuna dengan Bathari Dresnala yang bernama Bambang Wisanggeni juga menjaga petilasan-petilasan tersebut.

2. Alas Lali Jiwo

Para pendaki Gunung Arjuno dan Gunung Welirang tentu tidak asing dengan nama Alas Lali Jiwo (Hutan Lupa Diri) yang kemistisannya sangat populer. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, orang yang mempunyai niat jahat, akan tersesat dan lupa diri di tempat tersebut. Menurut ahli spiritual, daerah alas lali jiwo banyak dihuni oleh para jin.

3. Pasar Setan

pasar setan
Area Pasar Setan
Pasar Setan atau disebut juga pasar dieng ada di jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno via Tretes, tepatnya di area cukup luas yang terdapat banyak makam. Saat siang hari, lokasi tersebut hanyalah tanah lapang, namun saat malam hari, konon di tempat ini terdengar suara ramai seperti di pasar.

4. Acara Ngunduh Mantu

Selain suara gaib dari pasar setan, ada juga suara gamelan yang terdengar di sekitar Alas Lali Jiwo. Suara gamelan yang tiba-tiba ada dan tiba-tiba menghilang dipercaya sebagai acara ngunduh mantu bangsa jin. Mitosnya, jika mendengar bunyi gamelan, sebaiknya segera turun agar tidak dibawa bangsa jin alias tersesat dan hilang.

5. Pantangan 

Ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar para pendaki Gunung Arjuno. Beberapa diantaranya adalah tidak boleh naik dalam jumlah ganjil, tidak boleh menggunakan baju merah, untuk wanita haid dilarang melanjutkan naik ke puncak dan dilarang merusak situs-situs petilasan.

Jika jumlah ganjil, hendaknya membawa sebuah tongkat untuk menggenapi. Pantangan-pantangan ini biasanya dikatakan juru kunci Mangkutoromo sebelum pendaki melanjutkan Pendakian Gunung Arjuno.

Banyaknya cerita-cerita mistis seperti pendaki hilang, pendaki tersesat, pendaki berpindah jalur pendakian hingga pendaki kerasukan setan karena melanggar pantangan, selalu menjadi bumbu cerita utama mitos Gunung Arjuno. Cerita lain? ask your friends who've come here.

Seperti penganut kepercayaan tertentu yang melakukan kegiatan spiritualnya di lereng Gunung Arjuno, pantangan dan mitos tersebut tidak sepenuhnya harus dipercaya.

Meski mitos ada untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan terjadi, kadang mitos juga dibuat untuk melindungi adat, budaya dan kepercayaan setempat, maupun melindungi situs arkeologi dari ulah para pendaki nakal. So, hold on to your faith !